♥ Baca iiuuukk...giVe uR coMMent yiia,.. ♥


Rabu, 06 Agustus 2008

LKS Banten 2008

Tanggal 15-18 Mei 2008 kemarin, aku beserta para rombongan mengikuti LKS (Lomba Kompetensi Siswa) Tingkat Prov. Banten yang diselenggarakan di Kota Serang. Semangat, gugup, haru, dan berbagai perasaan timbul mengiringi keberangkatan kami siang itu. Berkumpul di SMK N 1 Rangkasbitung, para peserta lomba se-Kab. Lebak berangkat menuju Kota Serang dengan angkutan yang telah disediakan. Ada yang naik bus, mobil sekolah, dan mobil guru.

Oia, bagi yang belum tahu, LKS sendiri adalah sebuah kompetisi yang diadakan oleh Dikmenjur yang diperuntukkan kepada siswa-siswi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) untuk saling berkompetisi dalam 22 mata lomba. Misalnya Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Web Design, Olahraga, dan lain-lain. Dimulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, hingga tingkat Nasional.

Sesampainya disana, kami mengisi absen peserta dan langsung menuju penginapan masing-masing (karena hari itu sudah mulai maghrib). Kebetulan aku bersama beberapa tim lain dan rombongan dari Kab. Pandeglang menginap di hotel Pangestu depan Kapolres Serang (Gak mau lagi deh nginep disitu, berisik banget!!)

15 Mei 2008. Kompetisi dimulai. Setelah upacara pembukaan, yang waktunya ngaret dari jadwal (Biasalah Indonesia), seluruh peserta bersiap2 untuk mengikuti babak penyisihan. Deg-degan, takut, dan minder menyelusup pada benak para peserta, khususnya aku.

Oia, ditulisan ini, mungkin aku hanya akan menceritakan lebih tentang kegiatan lomba English Debate, karena hanya mata lomba itulah yang aku ikuti sampai akhir. Meskipun saat itu sudah kedua kalinya aku ikut, tetap saja perasaan gugup menyelimutiku bersama partner timku yang lain. Untuk LKS tahun ini, aku, Mulyana, T Neni, dan Heru mewakili Kab. Lebak pada mata lomba English Debate.

Di penyisihan pertama, timku berhadapan dengan tim Kota Tangerang. Sekedar Nostalgia saja, tim debat Kota Tangerang adalah juara 1 English Debate tahun 2007 kemarin, awal yang indah kan? Tapi juri berkata lain, setelah sekitar 2 jam bertarung, akhirnya timku berhasil menang dengan margin tipis.

Pertarungan tak hanya sampai disitu. Kami harus melawan 1 tim lagi untuk mendapatkan tiket masuk ke semi final, dan saat itu kami bertemu Cilegon! Untuk pertama kalinya kami berhadapan dengan tim dari Kota baja ini. Di sore yang menjelang maghrib, kami dituntut untuk saling beradu argumentasi, saling mencari kesalahan dan menjatuhkan lawan (Jahat banget yah? Itulah debat!). Tim yang sama-sama ngotot, plus motion yang belum begitu kami kuasai menambah keseruan dalam debat sore itu. Cape banget deh, mana belum mandi…ups… :) Akhirnya, keputusan juri datang juga…eng…ing…eng…timku masuk semi final! Alhamdulillah…

Di sela-sela kesibukan lomba dan nyari bahan debat, aku beserta teman-teman yang lain juga ikut melihat lomba-lomba lain yang diadakan, khususnya olahraga. Basket dan volley juga seru banget tuh buat ditonton (apalagi kalo dari kabupaten sendiri,hihi). Sorak-sorai penonton dan suara peluit wasit ikut meramaikan kegiatan hari itu. Pokoknya, seru deh!

Di semi final, timku juga harus berjuang untuk bisa masuk final, setidaknya tidak boleh turun dari prestasi tahun kemarin. Lawan terberat kami saat itu adalah Kab. Tangerang. Karena selain pemegang juara 3 English Debate tahun kemarin, orang-orangnya juga masih sama. Jadi, waspadalah…waspadalah!!

Doa kami terkabul, setelah berhasil menyingkirkan (ganas banget ya bahasanya) Kab. Pandeglang di semi final, timku berhak maju ke babak final melawan Kab. Tangerang. Gugup, takut, dan segala macam perasaan aneh hinggap dihatiku. Secara besok babak final, aku beserta partnerku yang lain latihan pada malam harinya. Kami membahas motion yang mungkin keluar besok, dan mempersiapkan mental…

The last day, May 18th 2008. Di pagi hari yang cerah, adalah saatnya pembuktian siapa yang terbaik. Menjelang upacara penutupan, panggung sandiwara..eh..panggung acara bukan hanya disiapkan untuk penutupan acara saja, tapi juga untuk babak final English Debate. Bayangkan, kami harus berdebat-debat ria dihadapan berpuluh-puluh mata. Suara kami didengar, tatapan mata kami dipandang, dan argumentasi kamipun dinilai. Apalagi, saat itu akulah yang menjadi first speaker dari affirmative team, jadi pembuka acara deh..

Dengan Bismillah, pagi itu kami berdebat mengenai Porn Site. Suara MC, argumentasi dari tiap pembicara dan tepuk tangan riuh dari penonton mengisi suasana pagi itu. Dan akhirnya, setelah berdag-dig-dug ria, babak final selesai dengan silent adjudication dari para juri.

Upacara penutupan digelar, berbagai hiburan dan sambutan-sambutan ikut memeriahkan acara. Akhirnya, pengumuman hasil perlombaan dibacakan. Ada tepuk tangan riuh untuk setiap juara, termasuk timku. Alhamdulillah, timku berhasil memenangkan lomba English Debate sebagai juara pertama. Alhamdulillahirabbil 'alamin…

Setelah semua pemenang lomba dibacakan, terpilihlah Kota tangerang sebagai juara umum pertama karena meraih medali paling banyak. Berikut urutannya:

1. Kota Tangerang
2. Kota Serang
3. Kabupaten Tangerang
4. Kota Cilegon
5. Kabupaten Lebak
6. Kabupaten Pandeglang
7. kabupaten Serang


Prestasi kabupatenku menurun 3 peringkat dari tahun kemarin. Mungkin karena persiapan para peserta yang kurang matang. Semoga ditahun-tahun berikutnya akan lebih baik lagi disertai dengan dukungan yang lebih dari banyak pihak. Chayo Lebak !!

Segala puji bagi Allah yang telah memberiku kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini. Semoga kompetisi-kompetisi ini akan tetap exist, sehingga pelajar-pelajar SMK dapat lebih termotivasi untuk belajar dan siap memasuki pasar kerja. Semoga LKS 2009 tahun depan di Kota Tangerang akan lebih menarik lagi. Bravo SMK !!!


Lebak Vs Kota Tangerang

Pemberian Hadiah

Jawara Admninstrasi Perkantoran

My Beloved Debate Team

Lebak Vs Kota Serang

Jawara-Jawara Akuntansi

My Beloved Region Kab. Lebak
Continue...

Senin, 04 Agustus 2008

♥ Aku Terlahir 500gr dan Buta-Miyuki Inoue ♥



Miyuki Inoue. Seorang gadis jepang yang tidak beruntung. Ia buta, cacat, dan tidak mempunyai keluarga yang lengkap. Ia bersama ibunya Michiyo Inoue, berjuang mengarungi hidup yang begitu sulit dan penuh cobaan. Hingga akhirnya mereka dapat memetik hasil dari kerja kerasnya selama ini.

Ketika membaca buku ini, kadang aku berfikir, apakah benar ini kisah nyata? Apakah benar ada ibu yang setegar ini? Apakah mungkin ada anak cacat sesemangat ini? Tapi ini benar-benar kisah nyata, sebuah kehidupan di negeri Jepang, Provinsi Fukuoka.

Aku benar-benar terhanyut ketika membacanya. Kadang aku tertawa, kaget, bahkan menagis ketika halaman demi halaman selesai aku baca. Bahasa buku ini begitu ringan, mirip sebuah buku harian. Rasanya seperti membaca curhat (curahan hati) dari seseorang. Kita dipaksa untuk mendengarkan, dan merasakan apa yang dialami oleh penulis saat itu.

Di halaman pertama buku ini, kita akan menemukan beberapa dokumentasi kehidupan Miyuki semasa kecil hingga dewasa. Sesuatu yang jarang dilihat pada buku-buku pada umumnya. Kita diajak untuk mengenal dan mengetahui terlebih dahulu seperti apa sosok Miyuki Inoue sebenarnya.

Ny.Michiyo Inoue berjuang sendiri ketika mengandung dan melahirkan Miyuki. Karena sang ayah meninggal dalam sebuah kecelakaan saat perjalanan dinas ke Hiroshima. Apalagi saat itu, keluarga ayah Miyuki sama sekali tidak peduli dengannya, yang saat itu memang sudah tidak setuju dengan hubungaan mereka. Sedangkan beliau juga sama-sekali tidak punya sanak saudara. Sehingga ia harus berusaha sendiri. Hanya sendiri.

Penderitaan tak hanya sampai disitu. Michiyo junior lahir prematur, ia terlahir ketika usia kandungannya baru menginjak 20 minggu. Sehingga tubuh Miyuki menjadi sangat lemah dan terkena banyak penyakit. Ketika lahir, beratnya hanya 500gr, dan buta. Bahkan dokter memprediksi bahwa umur Miyuki hanya beberapa hari saja.

Entah apa yang dirasakan Ny. Michiyo saat itu. Ia hanya sendiri dan harus menanggung beban hidup yang begitu beratnya. Ia tidak dapat memeluk erat tubuh buah hatinya. Karena anaknya begitu lemah, Miyuki harus berada dalam incubator selama 7 bulan. Ia hanya dapat menggenggam tangan kecil anaknya, yang hanya sebesar korek api.
Ia menggenggam tangan mungil anaknya seraya berkata, “Miyuki, kau harus berjuang”.

Hari demi hari, Ny. Michiyo berusaha untuk tetap tegar dan kuat, meskipun didera berbagai kekhawatiran. Ketika dokter menyatakan bahwa Miyuki buta total, ia tetap berdiri dengan keyakinannya. Miyuki harus tetap hidup.

Penantian panjang usai. Miyuki keluar dari Rumah Sakit setelah berbulan-bulan berada dalam incubator. Akhirnya ia dapat merasakan pelukan hangat ibunya. Sambil bekerja, Ny. Michiyo merawat Miyuki yang begitu lemah dan buta. Ia bekerja membuat boks makanan, membuka restoran, dan bekerja di sebuah perusahaan. Ia berganti-ganti pekerjaan sesuai dengan kebutuhannya merawat Miyuki. Pun begitu, ia tetap menyempatkan waktu menemani Miyuki, mengajarinya banyak hal, atau mengajaknya bermain di taman.

Miyuki sudah mulai besar. Ia sudah bisa berjalan dan berbicara. Kemudian ia dimasukkan ke TK Megumi. Lalu SLB Fukuoka Program Sekolah Dasar, SLB Fukuoka Program Sekolah Menengah Pertama, dan SLB Fukuoka Program Sekolah Menengah Atas.

Kekuatan cerita ini terlihat dari ketegaran dan kekerasan Ny. Michiyo dalam membesarkan dan mendidik Miyuki hingga ia menjadi gadis yang kuat. Pun begitu, Miyuki juga terlihat seperti anak yang pemalas, pemberontak, dan cengeng. Begitu banyak cerita lucu, unik dan mengharukan dalam kisah ibu dan anak ini. Sangat menarik.

Misalnya cerita ketika Miyuki menderita sakit lambung misterius selama hampir 1 tahun. Saat itu, Miyuki menjadi mudah jengkel dan marah. Seperti biasa, ibunya selalu marah-marah jika Miyuki tidak belajar. Sepanjang perjalan pulang hingga sampai kerumah, Ibunya selalu marah-marah dan menasihatinya dengan keras. Hingga akhirnya Miyuki jengkel dan berkata,”Perutku sakit, aku mau bunuh diri saja!”. Tanpa disangka, ibu menarik kepala Miyuki dan mencekiknya seraya berkata “Kalau kamu ingin mati, sini, biar ibu saja yang membunuhmu!”. Miyuki berteriak kesakitan dan mohon ampun, dan akhirnya berkata,”Aku tidak jadi ingin mati”. Saat itu ia berfikir, “Ibuku seperti setan”.

Ya, begitulah cara Ny. Michiyo membesarkan Miyuki-Chan. Sangat keras. Ia tidak pernah mengajarkan sesuatu pada anaknya sebelum Miyuki berusaha. Ia selalu memperlakukan Miyuki seperti orang normal. Ia berharap, anaknya akan menjadi gadis yang tegar dan kuat. Ia selalu mengajarkan pada anaknya, “Kalau kamu mau berusaha, Kamu pasti bisa”.

Aku jadi teringat masa kecilku dulu. Seringkali aku menangis dan mengancam akan kabur dari rumah. Tapi mamahku tak pernah bergeming. Ia malah bilang, “Ya sudah, pergi saja sana, toh anak masih banyak”. Saat itu aku berfikir, ibu macam ini, masa anak mau kabur dibiarkan saja. Akhirnya aku kabur ke belakang rumah. Mamah sama sekali tak mencariku. Hari mulai gelap, akhirnya aku kembali kerumah. Malu aku. Bahkan setiap kali ada teman yang mengerjaiku, mamah tidak penah marah dan membiarkanku. Ia hanya berkata,”biarkan saja, dan bersabarlah”. Aneh kan. Tapi lama-kelamaan aku sadar, bahwa mamah seperti itu agar aku tidak menjadi anak yang manja dan penyabar. Ketika membaca buku ini, aku merasa kok mamah mirip Ibu Miyuki ya?

Ketegaran dan kesabaran Ny. Michiyo dalam membesarkan Miyuki membuahkan hasil. Miyuki tumbuh menjadi gadis yang tabah, optimis, dan semangat dalam menghadapi segala sesuatu. Ia berhasil memenangkan berbagai lomba mengarang hingga tingkat nasional, dengan hanya menceritakan kisah indahnya bersama ibunya tersayang.

Di buku ini, kita belajar pada Miyuki, bahwa kekurangan dan keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk berprestasi jika kita berusaha. Miyuki saja yang cacat dan buta, bisa membuat cerita yang begitu indah dan menyentuh. Padahal ia berusaha lebih keras dengan menulisnya menggunakan huruf braille. Sedangkan kita?

Allah telah menentukan nasib yang berbeda-beda untuk tiap hamba-Nya. Ada yang miskin, kaya, cacat, normal, dan banyak perbedaan lain. Itu semua tergantung bagaimana kita menghadapinya. Percayalah, Allah tidak akan memberi cobaan di luar kemampuan kita. Terima kasih Miyuki, terima kasih karena telah menyadarkanku :)

Continue...
 
cursor